Robot e-Sadewa ITN Malang Lolos Finalis Nasional Kontes Robot Indonesia 2024

Malang, ITN.AC.ID – Robot e-Sadewa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) lolos masuk Finalis Nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) 2024, Divisi Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI). Robot besutan Robotika Teknik Elektro S-1 ITN Malang ini akan berlaga dengan total 24 tim KRSRI se-Indonesia, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), pada Senin-Sabtu, 1-6 Juli 2024. Robot SAR e-Sadewa digawangi oleh Muhammad Al-fin Faiz, Aura Satria Hamzah, dan Arya Dwi Saputra.

Event KRI 2024 sebenarnya Robotika ITN Malang mengeluarkan dua robot. Selain Robot SAR e-Sadewa, juga ada Robot Tematik e-Sengkuni yang turun pada Divisi Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI). Namun sayangnya KRTMI sebagai debut e-Sengkuni belum lolos masuk finalis nasional. Padahal robot beranggotakan Much Rizky Ubaidillah, Radityo Indrastata, Yuwanto Candra Pangestu, dan Muhammad Naufal Daffawaliy sudah melakukan yang terbaik.

Tim Robot e-Sadewa, Robotika ITN Malang lolos finalis nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) 2024,
Divisi Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI). Kika: Aura Satria Hamzah, Muhammad Al-fin Faiz, dan Arya Dwi Saputra. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

KRI 2024 mempertandingkan total 7 divisi, yakni: Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Bawah Air Indonesia (KRBAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda (KRSBI-B), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Humanoid (KRSBI-H), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).

Menuju kompetisi nasional KRSRI tidaklah mudah bagi Tim e-Sadewa. Mereka harus melalui seleksi wilayah II pada babak penyisihan yang diselenggarakan secara online selama dua hari, Jumat 31 Mei dan Sabtu 01 Juni 2024. Selain itu, penilaian juga diambil dari perform video yang diunggah ke platform YouTube.

Muhammad Al-fin Faiz ketua tim mengatakan, e-Sadewa secara online berlaga dua kali. Pada hari pertama berhasil memperoleh poin 2.100, dan hari kedua 1.650 poin. Robot harus melewati jalur rintangan menurun dan menanjak. Rintangan ini tidak jauh berbeda dari tahun kemarin. Hanya saja tahun ini ditambah dengan boneka pengecoh.

“Pada hari pertama bisa sampai finis, namun sayangnya di hari kedua gagal melewati jurang sebelum kotak finis. Kaki robot sempat terpeleset,” ujar Faiz saat ditemui beberapa waktu lalu.

Robot e-Sadewa ITN Malang saat mengikuti seleksi wilayah II Kontes Robot Indonesia (KRI) 2024,
Divisi Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

 

Robot SAR e-Sadewa merupakan robot berkaki yang dilengkapi gripper (capit). Gripper di sini digunakan robot untuk mencengkram dan mengangkat/ mengevakuasi korban bencana alam. Robot SAR didesain untuk mengatasi berbagai rintangan dan operasi penyelamatan.

Ada empat jenis rintangan yang harus dilewati dalam menyelamatkan korban. Seperti jalan miring, jalan pecah, jalan berpuing, dan jalan berlumpur sebagai ilustrasi kondisi pasca bencana khususnya gempa. Untuk mencapai finish, robot harus berjalan menurun dan menaiki tangga, dengan misi membawa dan menyelamatkan 5 korban, dengan total 11 rintangan.

“Rintangan yang paling sulit menaiki tangga dan melewati jalan miring atau jurang. Kalau mau melewati jurang saat start awal tidak tepat, maka akan sulit melewatinya, bahkan bisa-bisa jatuh ke dasar jurang,” jelas Faiz.

Menurut Faiz untuk desain Robot SAR e-Sadewa mereka merakit ulang sejak Februari 2024 lalu. Tahun ini desainnya tidak berbeda jauh dari tahun kemarin, hanya saja gripper/ capitnya sedikit diubah. Perancangan robot menggunakan mikrokontroler sebagai sistem kontrol kamera, dan pergerakan kaki.

“Waktu visitasi online robot sempat tidak bisa bergerak, dan jalannya miring-miring. Kami sempat panik bahkan raspberry-nya tidak bisa terhubung ke internet, ditambah komunikasi yang bermasalah dengan kendali utamanya yaitu Arduino. Padahal untuk mempersiapkannya kami hampir tidak tidur semalaman,” ungkapnya.

Jadi setelah visitasi mereka memutuskan tidak menggunakan raspberry lagi untuk akses kamera. Sebagai gantinya mereka mengganti raspberry menggunakan pixy cam yang bisa langsung terhubung ke Arduino tanpa memerlukan akses internet. Itupun baru ditemukan solusinya satu minggu sebelum membuat dan mengunggah video ke YouTube untuk seleksi wilayah.

“Jadi banyak sekali program kendali yang harus diganti karena berubahnya komponen,” imbuh Faiz yang pernah meraih prestasi Best Speaker LKTI Nasional Avicenna 2024 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Lolosnya Robot e-Sadewa menjadi finalis KRI Nasional 2024 membawa kebanggaan tersendiri bagi Robotika ITN Malang. walaupun berhenti di 16 besar,  ” Semoga Tahun depan dapat dikembangkan robot yang lebih sempurna, ini pengalaman yang berharga dan kami banyak belajar untuk research dan bisa mendevelop lebih baik lagi ,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*** Pastikan kalau anda adalah manusia ***Waktu telah habis, Reload dan Masukkan lagi CAPTCHA