Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) patut berbangga dengan salah satu alumni terbaiknya, Agus Suseno, ST., yang kini menjabat sebagai Project Manager of Inventory Cycle Count di PT Freeport Indonesia. Alumnus Teknik Mesin S-1 angkatan 2015 ini berbagi kisah perjalanan karier dan motivasinya yang inspiratif, dari seorang siswa SMK Penerbangan hingga memimpin proyek penting di salah satu perusahaan tambang terbesar dunia.
Agus Suseno, ST., yang kini menjabat sebagai Project Manager of Inventory Cycle Count di PT Freeport Indonesia
Agus Suseno, yang akrab disapa Seno ini merupakan pria asal Tabalong, Kalimantan Selatan, memiliki rekam jejak yang solid di industri logistik dan rantai pasok. Sebelum bergabung dengan PT Freeport Indonesia melalui PT Cipta Krida Bahari (CKB Group), ia merupakan Warehouse Leader yang sukses, bahkan pernah dianugerahi penghargaan Operation Person Terbaik di CKB Excellence Awards 2021 dan 2024. Keahliannya meliputi Sistem Manajemen Gudang, Manajemen Proyek, Manajemen Rantai Pasok, dan Peningkatan Berkelanjutan.
Semasa kuliah di ITN Malang, Seno aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Lembaga Dakwah Islamiah (LDI). Menurutnya, pilihan ini tak lepas dari latar belakang pendidikan semi militer di SMK Penerbangan Malang dan didikan militer dari sang ayah sejak kecil.
“Lulus SMK saya bercita-cita menjadi pilot, namun gagal. Kali pertama gagal saya merasakan “se-sakit” itu,” ujar Seno kala berkunjung ke Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Namun, hal itu justru mendorongnya untuk mencari jurusan kuliah yang lebih “general” namun tetap relevan dengan ilmu di SMK-nya. “Syarat utama saya memilih kampus adalah kampus pure teknik, terpilihlah ITN Malang,” ungkapannya bersyukur memiliki lingkaran pertemanan yang positif sehingga saling mendukung dalam akademik maupun kehidupan selama di Malang.
Strategi Sukses di Dunia Kerja
Dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, Seno menekankan pentingnya kesiapan saat wawancara. Memahami visi, misi, dan kondisi perusahaan menurutnya adalah salah satu kunci utama yang sangat membantu lolos dalam proses wawancara kerja.
“Pahami visi misi perusahaannya. Saya dulu hafal misi visi perusahaan saya. Di website perusahaan ada jajaran direksi, saya hafal sampai studinya di mana, dan yang tak kalah penting kita harus paham kondisi perusahaan saat itu, agar perusahaan menilai kita peduli dengan kondisi perusahaannya,” bebernya.
Ia juga memiliki strategi yang diterapkan sejak kuliah dengan berusaha lulus studi 3,5 tahun, agar memiliki waktu enam bulan untuk ikut pelatihan penunjang pekerjaan. Setelah lulus, Seno mengincar program Management Trainee (MT), yaitu program dari perusahaan yang menyiapkan karyawan menjadi pemimpin. Sempat enam bulan “menganggur” sambil mengasah kemampuan bahasa Inggris dan mengikuti sertifikasi seperti K3, ia akhirnya diterima di program MT Cipta Krida Bahari (Trakindo Group) selama satu tahun.
“Sertifikasi sebenarnya tergantung mau masuk bidang mana. Tidak harus memiliki semua sertifikasi yang tinggi dan mahal. Karena kalau sudah masuk perusahaan, perusahaan akan membekali itu,” jelasnya. Ia menyarankan untuk fokus pada sertifikasi tingkat dasar.
Dari sana, Seno dipercaya memimpin proyek di PT Freeport Indonesia, awalnya sebagai Project Lead untuk dataran rendah, kemudian dipercaya penuh sebagai Project Manager yang membawahi area dataran tinggi dan rendah.
“Kami berkontrak dengan Freeport karena mereka tidak bisa melakukan pekerjaan tersebut menggunakan internal mereka. Hal ini bertujuan menjaga independensi proses tersebut (inventory cycle count),” lanjutnya.
Tantangan dan Adaptasi di Dunia Tambang
Menurut Seno, bekerja di perusahaan multinasional seperti Freeport penguasaan bahasa, dan mental menjadi tantangan. Selain itu, transisi dari lingkungan kota ke lingkungan tambang membutuhkan mental yang kuat.
“Freeport adalah multinational company, banyak ekspatriat, banyak karyawan dari luar negeri. Maka kami harus bisa bahasa Inggris untuk komunikasi harian, meeting, weekly report,” tegasnya, bahwa kemampuan bahasa Inggris sangat penting.
Pesan Seno bagi mahasiswa yang tertarik berkarir di dunia tambang untuk memilih jurusan yang sesuai passion, seperti teknik mesin untuk bekerja di mekanikal, teknik sipil untuk infrastruktur, atau geodesi untuk pemetaan.
Meskipun lulus dari Teknik Mesin, Seno mengakui keilmuan yang banyak digunakannya saat ini lebih selaras dengan Teknik Industri atau logistik, terutama dalam supply chain management. Namun, dasar logika teknik yang kuat dari Teknik Mesin menjadi pondasi penting.
Kini, memasuki tahun keenamnya di perusahaan tersebut, Agus Suseno terus bertekad untuk meng-upgrade kemampuannya. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad, persiapan matang, dan kemampuan beradaptasi, alumni ITN Malang mampu bersaing dan berprestasi di kancah nasional maupun internasional. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)