Mahasiswa ITN Malang Bangun Percaya Diri pada Fase Quarter Life Crisis

Malang, ITN.AC.ID – Kehidupan perkuliahan menjadi suatu periode yang penuh tantangan bagi mahasiswa. Baik tantangan dalam menyelesaikan studi, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, usia 20-an hingga 30-an khususnya mahasiswa dihadapkan dengan penentuan tujuan dan arah hidup. Berbagai masalah kerap muncul pada fase ini. Maka, perlu adanya strategi untuk bisa mengubah tantangan menjadi peluang yang berdampak positif bagi mahasiswa.

Fenomena ini dikupas oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) dalam kuliah tamu bertajuk “Strategi Efektif untuk Meningkatkan Percaya Diri dan Mengasah Keterampilan dalam Menyelesaikan Permasalahan Mahasiswa Sehari-hari,”. Digelar di Ruang Amphi Teknik Mesin lt 2, Kampus 2 ITN Malang, Kamis, (30/05/2024).

Menghadirkan narasumber Zullfikri Ensa Putra, content creator dan influencer, dan Nanang Rizal Achyar, Direktur PT Bukit Makmur Mandiri Utama, sekaligus alumnus Teknik Industri ITN Malang. Kuliah tamu diikuti mahasiswa berbagai prodi di lingkungan Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang.

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri ITN Malang mengadakan kuliah tamu bertajuk “Strategi Efektif untuk Meningkatkan Percaya Diri dan Mengasah Keterampilan dalam Menyelesaikan Permasalahan Mahasiswa Sehari-hari,”. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

Zullfikri Ensa Putra atau yang lebih dikenal Zullensa mengatakan, pada fase early 20s berbagai masalah sering kali muncul, sehingga diperlukan kapasitas diri dan kematangan mental yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan. Umumnya pada quarter life crisis pada usia 20-an memiliki tantangan terhadap tekanan mental, kemandirian, dilema karir, sampai percintaan. Quarter life crisis merujuk pada fase ketidakpastian, kebingungan, dan kecemasan yang dialami pada beberapa orang pada awal usia dewasa.

“Saya yakin perkuliahan tidak hanya soal akademik namun juga soal kehidupan sehari-hari. Maka diperlukan kesiapan secara pemikiran, mental, dan karakter. Perlu strategi efektif untuk meningkatkan percaya diri dan mengasah keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari, terlebih mahasiswa,” ujar Zullensa.

Menurut Zullensa, dengan pengembangan diri akan mencapai “good quality of live” membantu mencapai kualitas hidup yang baik. “Stability of life” membantu memberikan stabilitas mental, personal dan finansial. Dan “meaningfull life” membantu menemukan hidup yang lebih bermakna, sehingga setiap permasalahan akan terlihat kecil, dan semua yang dilakukan akan terasa bermakna.

Untuk menuju ke sana, maka yang harus dilakukan sebagai early 20s adalah “selfdiscovery”, menggali potensi diri. Apa yang disukai, dipercaya, dan apa yang ingin dicapai dalam hidup. “Productivity literacy”, dengan mengelola waktu dan tugas dengan baik. Dengan cara membuat prioritas, membuat rencana kerja, mengatasi gangguan dan menggunakan alat produktivitas. Orang yang memiliki productivity literacy yang baik dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan efisien, mengurangi stres, dan meningkatkan kinerja mereka.

“Dan tak kalah penting adalah “financial literacy”. Kita harus bijak dalam keuangan. Keuangan suatu hal yang sensitif. Banyak permasalahan yang muncul karena masalah uang. Banyak pertemanan yang rusak gara-gara pinjam uang, banyak yang meminjam gagal bayar, mengakibatkan perceraian, dan lain sebagianya,” jelasnya.

Maka tiap orang harus memiliki literasi finansial meliputi memahami pengeluaran, tabungan, investasi, dan hutang. Orang yang memiliki financial literacy yang baik akan dapat membuat Keputusan keuangan yang cerdas, dan mengelola keuangan mereka dengan efisien.

Sementara Nanang Rizal Achyar, Direktur PT Bukit Makmur Mandiri Utama, sekaligus alumnus Teknik Industri ITN Malang angkatan 1990 sharing materi “Impresive Personal Branding”. Ia mengupas personal branding mulai dari sejarah, pentingnya personal branding, manfaat, hingga cara membangun personal branding.

Menurut Ading sapaan akrab Nanang Rizal Achyar, tema kuliah tamu sangat relevan dengan apa yang dihadapi pemuda saat ini. Personal branding sangat menolong mulai awal karir, mulai wawancara hingga cara berperilaku di tempat kerja.

“Kalau anda mempersiapkan diri dari sekarang saya yakin pasti anda akan sukses. Kenali diri anda sendiri, dan merencanakan hidup dengan baik,” kata Ading yang merupakan Ketua Himpunan Alumni Teknik Industri (HATI) ITN Malang.

Menurutnya personal branding merupakan kombinasi yang unik antara keterampilan dan pengalaman. Personal branding merupakan strategi untuk membentuk persepsi terhadap diri sendiri di mata publik supaya terbangun citra yang positif.

Dengan personal branding maka akan membangun reputasi, memperluas jaringan, meningkatkan kepercayaan diri, dan membuat kesan pembeda dari orang lain. Terbentuknya personal branding akan bermanfaat untuk bisa menonjolkan keunikan diri sendiri, meningkatkan daya tarik di pasar kerja, memperkuat kualitas diri/ prestige, membangun citra yang kuat di lingkungan sekitar, dan membuka peluang baru.

“Ingat! Pengalaman, skill, strategi kita yang membentuk. Cara seorang karyawan membranding dirinya sehingga bisa untuk promosi, dilihat orang, dan menyakinkan orang,” serunya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*** Pastikan kalau anda adalah manusia ***Waktu telah habis, Reload dan Masukkan lagi CAPTCHA